Rabu, 06/06/2012 13:51 WIB
Jakarta Sistem Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) digugat banyak pihak. Ikatan Guru Indonesia (IGI) menilai sistem itu tak ada gunanya dan lebih baik dihapuskan.
"Itu nggak ada gunanya, apa gunanya coba jelaskan ke saya? Selain cuma pelabelan" kata Direktur Riset dan Pengembangan Program IGI, Puti, saat berbincang di Kantor ICW, Jl Kalibata IV, Jakarta, Rabu (6/6/2012).
Menurut Puti, tak ada perbedaan yang nyata antara sekolah RSBI dengan sekolah biasa. Ia menilai sekolah RSBI hanyalah label yang disematkan oleh sekolah agar bisa menarik bayaran mahal ke siswa.
Adapun pemakaian bahasa Inggris yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di RSBI, Puti menganggap hal itu tak memberi dampak signifikan ke siswa. Selain sumber daya guru yang belum siap, ia berpendapat pemakaian bahasa Inggris membuat siswa kurang mendalami materi pelajaran.
"Tahu nggak pelatihan bahasa Inggris untuk guru-guru RSBI berapa lama? Cuma 3 hari sampai seminggu. Itu kan nggak benar," ujarnya berapi-api.
Lebih jauh, Puti menilai pihak yang paling dirugikan dari sistem RSBI adalah para siswa. Siswa yang tidak ikut RSBI dirugikan karena RSBI membuat perhatian pihak sekolah dan pemerintah terfokus pada segelintir anak yang ikut sistem.
"Yang ikut rugi juga, karena mereka tidak mendapatkan kualitas," tandasnya.
Puti menunggu putusan atas gugatan yang telah dilayangkan ke Mahkamah Konstitusi untuk membatalkan RSBI. Ia berharap agar MK mengabulkan gugatan itu.
Senin, 11 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar