Sabtu, 16 Maret 2013

Siswa adalah Agen Pendidikan Karakter


 Senin, 16 Mei 2011 | 15:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh berharap, melalui contoh dan keteladanan dari para peserta didik, ditambah dengan pembiasaan-pembiasaan di lingkungan sekolah sebagai bagian dari budaya sekolah, pencapaian pendidikan berbasis karakter bisa semakin masif.
Mereka akan menjadi agen-agen di daerah asal mereka dalam penyelenggaraan pendidikan karakter karena sesungguhnya pendidikan berbasis karakter perlu contoh dan teladan.
-- Mohammad Nuh
Demikian dikatakan oleh Mendiknas saat membuka kegiatan Apresiasi Karakter Siswa Indonesia (AKSI) Kedua, Senin (16/5/2011) di Plaza Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Senayan, Jakarta. Kegiatan tersebut melibatkan 363 siswa-siswi SMA dari seluruh Indonesia dan 66 guru pembimbing yang bertujuan untuk mengaplikasikan sikap kerja sama, nasionalisme, rasa persatuan dan kesatuan bangsa, jujur, peduli, serta berpikir kritis dan positif.
"Mereka adalah para peserta didik yang diharapkan akan menjadi agen-agen di daerah asal mereka dalam penyelenggaraan pendidikan karakter karena sesungguhnya pendidikan berbasis karakter perlu contoh dan teladan," kata Nuh.
Nuh mengatakan, proses pendidikan pada dasarnya menyiapkan peserta didik agar mampu membangun kehidupan dan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang akan dihadapi di masa mendatang.
"Apa yang menjadi target dalam kegiatan ini adalah bagian dari upaya untuk menyiapkan peserta didik tersebut, terutama terkait dengan pendidikan karakter," ujarnya.
Selama seminggu, kegiatan tersebut diisi dengan tiga kegiatan utama, yaitu aksi kebangsaan, aksi kreativitas, dan aksi kepedulian. Para peserta juga akan ikut dalam puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 20 Mei mendatang yang ditandai dengan pencanangan gerakan pendidikan karakter.

BOS SMA/SMK Naik Delapan Kali Lipat Judul pos

Suara Merdeka, 16 Maret 2013
SOLO - Kabar menggembirakan bagi siswa SMA/SMK di seluruh Indonesia. Mulai tahun ajaran baru 2013/2014, mereka akan menerima dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) sebesar Rp 1.000.000/tahun/siswa.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah (Ditjen Dikmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menganggarkan BOS untuk SMA/ SMK senilai Rp 8,4 triliun untuk Tahun Ajaran (TA) 2013/2014.
"Peningkatan BOS untuk SMA/SMK delapan kali lipat dari sebelumnya. Sebelumnya rintisan BOS hanya Rp 125.000/ tahun/ siswa,'' ungkap Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hamid Muhammad MSc PhD saat ditemui di Gedung Rektorat UNS, Kamis (14/3). 
Menurutnya, semua sekolah yang ada di Indonesia akan mendapatkan dana BOS SMA/SMK, kecuali sekolah yang menolak diberi bantuan. Dia juga memastikan siswa kurang mampu akan disediakan beasiswa khusus supaya bisa tetap sekolah. 
Untuk mengantisipasi penyelewengan dana BOS, akan diawasi secara ketat oleh inspektorat dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Di tempat terpisah, Kepala SMKN 2 Surakarta, Susanta, menyambut baik rencana Dirjen Dikmen Kemdikbud. Namun, dia menilai BOS SMA/SMK senilai Rp 1.000.000/ siswa/ tahun masih belum cukup untuk menutup biaya operasional sekolah selama satu tahun. 
Tunggu Kebijakan
''Jika biaya operasional itu Rp 200.000/bulan/siswa, tetap ada kekurangan yang harus ditutup,'' imbuhnya. 
Menurutnya, hal itu harus disikapi dan ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah masing-masing. Dia hanya bisa menunggu kebijakan Pemkot Surakarta supaya biaya operasional untuk SMA/SMK bisa tertutup. Selain itu, dia juga berharap BOS SMA/SMK bisa cair tepat waktu sesuai dengan tahun anggaran 2013, sehingga bisa menjamin keberlangsungan pembelajaran sekolah selama satu tahun.
Pada tahun ajaran 2012/2013, SMKN 2 juga sudah mengajukan sekitar 2.100 siswa kelas X-XII sebagai penerima R-BOS. Jumlah R-BOS itu memang tidak terlalu besar, karena hanya Rp 120.000/siswa/tahun. (G18-37)

Tunjangan Profesi Langsung ke Rekening Guru

11 Februari 2013 | 18:12 wib
Tunjangan Profesi Langsung ke Rekening Guru

SEMARANG, suaramerdeka.com - Mulai tahun 2013 ini penyaluran dana tunjangan profesi atau sertifikasi langsung masuk ke rekening masing-masing guru. Kebijakan itu diputuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) saat raker dengan Komisi X DPR RI, belum lama ini.
Putusan tersebut disambut baik oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah karena selama ini banyak permasalahan dengan penyaluran tunjangan tersebut. Adapun selama ini penyaluran tunjangan sertifikasi diserahkan ke pemerintah kabupaten/kota.
Sekretaris Umum PGRI Jateng, Dr Muhdi mengatakan, meski belum bisa ditransfer setiap bulan ke rekening guru bersama gaji namun ini langkah yang baik untuk perbaikan sistem penyaluran tunjangan sertifikasi. "Paling tidak dengan sistem atau cara ini akan lebih efektif dan tidak lagi terjadi keterlambatan serta pemotongan dana yang harus diterima oleh guru," ungkapnya, Senin (11/2).
Rektor IKIP PGRI Semarang ini lebih lanjut berharap, ke depannya pemerintah terus meningkatkan mekanisme sistem pembayaran tunjangan profesi atau sertifikasi guru yang melekat pada gaji dan dilakukan setiap bulannya.
Pada tahun 2013 ini tunjangan sertifikasi triwulan pertama akan disalurkan dari pusat ke rekening guru pada bulan April mendatang. Selain tunjangan profesi atau sertifikasi, Mendikbud juga mengambil alih penyaluran dana lainnya dengan sistem langsung ke rekening guru pada tunjangan fungsional non PNS. Kemudian, tunjangan khusus bagi guru di daerah terpencil dan tertinggal, dan tunjangan kualifikasi bagi guru yang melanjutkan ke DIV atau S1.
( Anggun Puspita / CN31 / JBSM