Penelitian Bisa Naikkan Jabatan Guru
JAKARTA - Para guru disarankan untuk membuat karya tulis agar kenaikan jabatan dapat diraih secepat mungkin. Sayangnya masih sedikit sekali guru yang melakukan penelitian.
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Fasli Jalal mengatakan saat ini ada 3,5 juta guru yang berada di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian Agama (Kemenag). Dia menyarankan, untuk mengembangkan profesionalisme guru, sebaiknya para guru membuat karya tulis yang dapat dikembangkan menjadi tulisan ilmiah.
�Sekarang ini (pangkat) mereka berhenti di golongan IIID dan IVA dan jumlahnya mencapai ratusan ribu. Bayangkan, itu bisa terjadi karena mereka tidak berani atau tidak mampu menulis karya ilmiah.Padahal,bisa saja mereka menulis dengan melihat perkembangan murid, rajin mencatat dan menjadi penelitian di tingkat kelas dan akhirnya diseriusi menjadi tulisan ilmiah,dan ini perlu bagi mereka untuk naik pangkat,� katanya dalam penyerahan hadiah kepada guru pemenang Lomba Penulis Artikel Ilmiah, di Jakarta kemarin.
Mantan Wamendikbud ini menyatakan,agar dapat memisahkan guru yang profesional dan tidak maka pemerintah harus menyaringnya pada Program Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK), sebab masih banyak guru yang belum pantas jadi guru meski mereka mengikuti sertifikasi. �Untuk itu perlu ada jaminan pelatihan guru profesi, apakah PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru)-nya baik, sehingga 90 jam pelatihan itu betul-betul menghasilkan kompetensi yang baru bagi guru,� ungkap Fasli.
Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud Hamid Muhammad menambahkan, pihaknya memang akan menyinergikan penulisan guru ini dengan program yang ada di Kemendikbud.Pasalnya, saat ini di Ditjen Dikmen, Pendidikan Dasar (Dikdas), dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ada pelatihan karya tulis bagi guru yang mau meraih status golongan PNS IVA ke IVB.�Ini yang akan kita latih dan akan disinkronkan dengan pelatihan yang dibuat Agupena,�terangnya.
Plt Dirjen PAUD dan Non Formal Informal (PAUDNI) ini mengungkapkan, karya tulis mereka selain untuk menaikkan pangkat juga akan menjadikan profesi guru tersebut menjadi penulis buku.Kemendikbud juga akan meningkatkan jumlahnya pada lomba karya tulis yang digelar setiap 17 Agustus. Hamid menjelaskan, pelatihan yang diberikan Kemendikbud sendiri memang masih dibatasi berdasarkan kuota. Dirinya juga mengakui distribusinya masih belum merata dengan baik dan terpusat di kota tertentu yang kebanyakan ada di Jawa Barat.
Hal ini terjadi karena ada inisiatif sendiri dari pemerintah daerahnya.Akan tetapi, Kemendikbud akan mengubah pola distribusi ini, sehingga inisiatif akan ditampung namun akan mendorong juga kabupaten kota yang potensinya tidak terlalu bagus. Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo mengakui masih banyak guru yang belum mampu membuat karya tulis. Namun, hal itu terjadi karena pemerintah memang tidak menyediakan pelatihan menulis secara memadai.
�Di LPLG itu tidak disiapkan sehingga guru SD, PGA, D-1 dan D-2 itu memang tidak siap karena tidak dibimbing secara khusus,� ujarnya. Anggota Komite III DPD ini menyebutkan, ironisnya tanpa bimbingan khusus, lalu guru yang sudah lulus dan bekerja itu malah dituntut untuk membuat karya tulis tersebut oleh Kemendikbud. neneng zubaidah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar