Perakitan Produk
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini
siswa diharapkan mampu:
1.
Memahami pengertian dan prinsip perakitan
2.
Menerangkan prose perakitan
3.
Menganalisis sistem perakitan
4.
Mengetahui rancangan perakitan
A. Pengertian & Prinsip Perakitan Produk
Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan
beberapa bagian komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi
tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan
berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga
dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain
atau pasangannya.
Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri
dari pasangan semua bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses
pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau
label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk,
serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir.
21
Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan
proses manufaktur lainnya, misalnya proses permesinan ( frais, bubut, bor, dan
gerinda ) dan pengelasan yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu
proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses
manufaktur.
B. Metode perakitan.
Dalam
produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis,
misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain
dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan
hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar.
1. Metode perakitan ditinjau dari proses penyambungan
komponen a. Metode Cascade
Metode
Cascade adalah metode perakitan antara komponen dengan langkah yang berurutan.
Pada prinsipnya metode ini banyak digunakan untuk sistem pengabungan antara
komponen dengan menggunakan rivet atau paku keling. Dalam proses pengabungan
atau penyambungan antara komponen dari bahan pelat-pelat tipis. Metode Cascade
ini banyak digunakan untuk perakitan dengan menggunakan sistem sambungan
riveting atau keling. Proses riveting ini dengan menggunakan alat sederhana
yakni perangkat penembak paku. Alat ini menjepit paku yang sudah dimasukkan
dalam
lobang
hasil pengeboran pelat yang akan disambung. Selanjutnya alat ini ditekan secara
bertahap sampai batang paku putus.
b. Metode Keseimbangan
Metode
keseimbangan dalam perakitan merupakan proses penyambungan komponen-komponen
dengan menggunakan spot welding. Penggunaan perakitan dengan las spot ini
sangat banyak digunakan untuk penyambungan pelat-pelat tipis. Aplikasi proses
penyambungan dengan spot welding ini digunakan di industri mobil dan kereta api,
juga industri pesawat terbang yang menggunakan bodinya dari bahan pelat-pelat
tipis. Keseimbangan yang dimaksukan dalam proses ini adalah posisi sambungan
dibeberapa titik harus dilakukan secara seimbang.
c. Metode Bongkar Pasang (Knock down)
Metode bongkar
pasang atau istilah yang lebih populernya adalah knock down merupakan metode
yang banyak digunakan untuk perakitan. Metode bongkar pasang ini bertujuan
diantaranya :
22
o Memudahkan dalam mobilitas
atau transfortasi.
o Memudahkan untuk proses
perawatan atau penggantian komponen bagian dalam.
o Memudahkan dalam operasional
pekerjaan.
o Konstruksi menjadi lebih
sederhana
Penggunaan
lebar bahan dan jenis dapat dengan mudah diterapkan dalam perakitan. Proses
perakitan dengan metode knock down ini umumnya menggunakan sambungan baut dan
mur ataupun screw. Perakitan dengan metode ini harus dilakukan secara teliti,
terutama dalam hal pengeboran lobang-lobang yang akan dirakit. Pengeboran
lobang-lobang ini biasanya dilakukan dengan memberi posisi dasar pemasangan. Lobang
yang tidak tetap lebih besar dari lobang yang tetap.
2. Metode perakitan ditinjau dari sifat komponen yang
dirakit a. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar.
Pada
metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain (
interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara
massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya.
Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan
adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen
yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan
tetapi tetap
mempunyai
kerugian yaitu kita harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif
lebih mahal.
b. Perakitan dengan pemilihan.
Pada
metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan
dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut
batasan-batasan ukuran.
c. Perakitan secara individual.
Perakitan
secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan
satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung
bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita
selesaikan terlebih dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran
patokan yang diambil dari komponen yang pertama.
3.
Faktor Yang Paling Berpengaruh Pada Proses Perakitan
1.
Jenisbahan yang akandirakit
2.
Kekuatan yang dibutuhkan
3.
Pemilihanmetodepenyambungan
4.
Pemilihanmetodepenguatan
5.
Penggunaanalat bantu perakitan
6.
Tolerasi
7.
Bentuk/ tampilanproduk
8.
Ergonomis
9.
Finishing
4.
ProsedurPerakitan
a.
Persiapan
b.
Pelaksanaan
c.
Penyelesaian
C. Sistem Perakitan dan Keseimbangan Lintasan
1. Sistem perakitan
Ada beberapa macam jenis
perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini
tergantung pada pekerjaan
yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah produk
yang akan dihasilkan sangat
menentukan. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan
yaitu :
24
Perakitan Manual yaitu;
perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara konvensional atau
menggunakan tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat
bantu yang spesifik atau khusus.
Perakitan otomatis yaitu;
perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti otomasi, elektronik,
mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat
bantu yang lebih khusus.
Sedangkan untuk
jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan
perakitan yaitu;
Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu
perakitan dengan produk hanya satu jenis saja
Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah
bila perakitan dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama.
Contohnya proses perakitan produk elektronik, perakitan mobil, perakitan motor
dan lain-lain.
2. Terminology Keseimbangan Lintasan
Istilah - istilah dalam
keeimbangan lintasan :
a.
Elemen kerja : yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan dalam proses
perakitan
b.
Elemen kerja minimum : yaitu bagian terkecil dari
suatu elemen kerja yang sudah tidak dapat terbagi lagi.
c.
Total Waktu Pengerjaan : yaitu jumlah waktu yang
dibutuhkan untuk mengerjakan semua elemen sepanjang lintasan
d.
Waktu proses stasiun kerja : yaitu jumlah waktu yang
dibutuhkan untuk mengerjakan semua elemen kerja yang berada distasiun kerja
kerja tersebut
e.
Waktu siklus: yaitu jarak waktu antar produk yang dapat dihasilkan pada
lintasan
Diagram pendahuluan : yaitu suatu grafik yang mengambarkan urutan elemen kerja yang diberi symbol node dengan tanda panah sebagai penghubung antar node yang menunjukkan aliran tiap elemen
3. Metode Keseimbangan lintasan a. Metode Bobot Posisi
Metode bobot posisi sering
dikenal pula dengan pendekatan Helgeson – Birnie. Metode
ini dikembangkan oleh W.B.
Helgeson dan D.P Birnie pada tahun 1961 dan merupakan
metode heuristic yang paling
awal dikembangkan. Metode ini merupakan gabungan
antara metodeLargest –
Candidate rule dan metode Killbridge and waster. Pada
prinsipnya metode bobot posisi
memperhitungkan nilai bobot posisi ( ranked positional
weight), dan elemen yang
memiliki bobot posisi terbesar diletakkan pda urutan teratas.
b. Metode pendekatan wilayah
Metode pendekata wilayah
dikembangkan oleh Bedworth . Metode ini merupakan
pengembangan dari pendekatan
Helgeson – Birnie ( metode bobot posisi), Mansor dan
Killbridge and wester. Pada
prinsipnya metode ini berusaha membebankan terlebih
dahulu pada operasi yang
memiliki tanggung jawab keterdahuluan yang besar.
c. Metode Largest Candidate Rule
Metode Largest Candidate
Rule adalah metode yang mengurutkan elemen kerja
berdasarkan lamanya waktu
operasi.
d. Metode keseimbangan lintasanTerkomputerisasi
Beberapa metode lintasan
komputerisasi yang sudah banyak diterapkan , yaitu sebagai
berikut:
COMSOAL ( Computer Methode of sequencing Operation For
Asembbly Lines) meskipun bukan metode computer pertama yang dikembangkan namun
metode ini cukup dipertimbangkan untuk mengatasi persoalan keseimbangan
lintasan dibandingkan dengan metode sebelumnya
CALB (
Computer Assembly Line Balancing) , CALB dapat digunakan pada lintasan tunggal
maupun campuran
ALPACA ( Assembly Line Planning and Control), merupakan metode pertama kali dikembangkan oleh General Motors pada tahun 1967.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar